DEVELOPMENTAL THEORIES: SUPER’S LIFE SPAN (DONALD E. SUPER)
Latar Belakang
Bagi kebanyakan orang, pekerjaan merupakan bagian vital dari keberfungsian secara psikologis. Suatu pekerjaan biasanya memiliki dampak pada kesehatan fisik dan mental serta pada hubungan-hubungan sosial. Sebaliknya masalah-masalah di luar tempat kerja mempengaruhi produktifitas dan kepuasan seseorang dalam pekerjaan. Akibatnya, para terapis dan profesional-frofesional bantuan lainnya sering menemukan bahwa banyak masalah konseli disebabkan oleh kesulitan dalam pengambilan keputusan karier atau dalam mendapatkan pekerjaan. Begitu pula, para spesialis kariernya dihalangi oleh masalah-masalah psikologis. Teori perkembangan karir juga memiliki implikasi terhadap sejumlah isu-isu dalam perkembangan karier.
Selain itu isu-isu penting dalam perkembangan karier adalah ketidak profesional pelaku karier, dalam arti banyak pekerjaan yang digeluti tidak sesuai dengan keahlian dan pengetahuan dalam bidang-bidangnya masing-masing. Contohnya sarjana yang jadi tukang becak, banyak sarjana yang diremehkan kemampuannya dalam pengetahuan dan kertampilan sehingga tidak mampu bekerja dengan optimal. Kemudian, kesalahpahaman yang timbul adalah berpendidikan tinggi tetapi tidak memiliki pekerjaan, seperti banyaknya sarjana yang pengangguran.
Isu-isu penting lainnya seperti anggapan bahwa jika tidak berpendidikan tinggi maka tidak dapat berkarir atau dengan kata lain karier berpatokan pada jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang, dan kemajuan dalam dunia kerja sangat tergantung pada pendidikannya. Selain itu juga hal yang bertolak belakang dari anggapan diatas adalah perkerjaan pada saat ini tidak melihat pada pengetahuan dan keahlian seseorang tapi perkerjaan ditentukan oleh oknum tertentu. Penekanannya adalah pada nepotisme, dimana suatu pekerjaan itu lebih dipentingkan orang-orang terdekat untuk memangku suatu jabatan dengan mengesampingkan pengetahuan dan keahlian yang dituntut oleh suatu bidang pekerjaan. Serta banyak pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadian dan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Biografi Donald E. Super
Donald E. Super lahir pada 10 Juli 1910 di Honolulu, Hawai. Ayahnya adalah personil spesialis, ibunya seorang penulis. Ketika ayahnya dipindahkan dari Hawai ke kantor nasional YMCA di New York, Super dan kakaknya bersekolah di sekolah dasar di Upper Montclair, New Jersey. Ketika ia berusia 12 tahun, keluarganya pindah ke Warsawa, Polandia. Selama musim dingin pertama di Polandia, Super kehilangan kakaknya karena penyakit fatal. Semenjak itu, Super mengembangkan a rational intellect dan an iron will yang menjadi mekanisme penanganan utamanya (Savickas, 1995). Ia mengandalkan sifat-sifat ini sambil bersekolah di asrama di Jenewa. Setelah lulus, ia kuliah di Oxford University dan menerima gelar BA dalam sejarah ekonomi.
Pengalamannya di Oxford dan observasinya terhadap karier ayahnya membuat Super lebih peka terhadap pentingnya kerja di kehidupan masyarakat. Super memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk membantu orang menemukan pekerjaan penyesuaian (Savickas, 1995). Kerja pertama Super adalah sebagai spesialis penempatan kerja di Cleveland YMCA dan secara bersamaan mengajar di Fenn College, yang sekarang disebut Cleveland State University. Setelah dua tahun bekerja, Super menerima bantuan untuk untuk mengembangkan instansi konseling berbasis masyarakat “the Cleveland Guidance Service”. Pada saat itu, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri di program doktor dalam bimbingan kejuruan dan psikologi yang diterapkan pada Teachers College, Columbia University. Setelah ia menyelesaikan pengumpulan data disertasinya, Super menjadi asisten profesor psikologi di Clark University. Ia menyelesaikan disertasinya pada tahun 1940. Dua tahun kemudian, ia menerbitkan Dynamics of Vocational Adjustment (Savickas, 1995).
Super memiliki beberapa buku The Psychology of Careers, Appraising Vocational Fitness by Means of Psychological Tests, Career Development: Self Concept Theory, Career Development in Great Britain, Life Roles, Values, and Career: International Findings of the Work Importance Study. The American Psychological Association (APA) memberi Super penghargaan Counseling Psychology Division’s Leona Tyler pada tahun 1980. Super mendapatkan gelar Presiden Kehormatan seumur hidup pada tahun 1983 oleh The International Association for Education and Vocational Guidance. Pada tahun 1990, ia mendapat The Teachers College Medal untuk kontribusi dalam pendidikan (Savickas, 1995).
Teori Perkembangan Karier Donald E. Super
Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang lingkupnya sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang.
Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald E. Super adalah konsep diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept). Konsep diri vokasional merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. Super sering menyatakan bahwa pandangannya adalah “tersegmentasi” dari beberapa dalil teori terkait dan ia berharap munculnya teori terpadu (Brown, 2007). Pada tahun 1953, Super menghasilkan sepuluh (10) dalil. Kemudian tahun 1957, bersama Bachrach dikembangkan menjadi dua belas (12) dan tahun 1990 dikembangkan lagi menjadi empat belas (14) dalil:
Tahapan Perkembangan Karier
Super mengusulkan gagasan bahwa orang berusaha untuk menerapkan konsep dirinya dengan memilih untuk masuk pekerjaan dianggap yang paling mungkin untuk memungkinkan ekspresi diri (Sharf, 1992). Pilihan karier adalah soal mencocokkan (matching). Di dalam irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan konsep diri itu. Teori perkembangan menerima teori matching (teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup seseorang. Orang dan situasi lingkungannya berkembang, dan keputusan karier itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan yang kecil-kecil.
Gambar 1.1 Tahapan perkembangan karier Donald E. Super
a. Tahap Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun
Adanya pertumbuhan fisik dan psikologis, pada tahap ini individu mulai membentuk sikap dan mekanisme tingkah laku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan dalam pilihan pekerjaan mulai yang tentatif sampai dengan final.
b. Tahap Eksplorasi (Exploratory): 15 – 24 tahun
Dimulai sejak individu menyadari bahwa pekerjaan merupakan suatu aspek dari kehidupan manusia. Pada awal masa ini atau masa fantasi, individu menyatakan pilihan pekerjaan sering kali tidak realistis dan sering erat kaitannya dengan kehidupan permainannya.
c. Tahap Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun
Berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat mulai bekerja, pada masa ini individu dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan apakah pilihan dan keputusan pekerjaan yang dibuat pada masa eksplorasi benar atau tidak. Sebagian masa ini adalah masa try-out. Individu mungkin menerima pekerjaan dengan perasaan pasti bahwa ia akan mengganti pekerjaan jika merasa tidak cocok. Apabila ternyata individu mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu pekerjaan, pilihannya menjadi mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan itu sebagai aspek dari konsep dirinya serta kesempatan terbaik untuk mendapatkan kepuasan kerja.
d. Tahap Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun
Individu berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat. Keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu. Pada intinya individu berkepentingan untuk melanjutkan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai individu itu meninggalkan pekerjaan tersebut untuk berganti dengan pekerjaan yang lain.
e. Tahap Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun
Tahap menjelang berhenti bekerja (preretirement). Pada tahap ini perhatian individu dipusatkan pada usaha bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan out-put atau hasil yang minimal sekalipun. Individu lebih memperhatikan usaha mempertahankan prestasi kerja daripada upaya meningkatkan prestasi kerjanya.
Menurut Super (dalam Osipow, 1983) tugas perkembangan vokasional meliputi:
a. Kristalisasi (Crystallization): 14 – 18 tahun
Kristalisasi dari preferensi vokasional mengharuskan individu untuk merumuskan ide-ide tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya sendiri. Hal ini juga mensyaratkan perkembangan pekerjaan dan konsep diri yang akan membantu memediasi pilihan vokasional yang bersifat sementara individu dengan cara pengambilan keputusan pendidikan yang relevan. Sementara tugas kristalisasi dapat terjadi pada semua usia, demikian juga semua tugas perkembangan vokasional, biasanya terjadi selama 14-18 tahun.
b. Spesifikasi (Specification): 18-21 tahun
Spesifikasi dari preferensi vokasional. Di sini, individu diharuskan untuk mempersempit arah karier umum menjadi satu tertentu dan mengambil langkah yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan tersebut.
c. Pelaksanaan (Implementation): 21-25 tahun
Tugas vokasional ketiga adalah pelaksanaan preferensi vokasional. Tugas ini mengharuskan individu untuk menyelesaikan beberapa pelatihan dan mulai bekerja yang relevan. Yang dibutuhkan sikap dan perilaku untuk panggilan tugas, pengakuan individu akan kebutuhan berguna untuk merencanakan pelaksanaan preferensi dan pelaksanaan rencana ini.
d. Stabilisasi (Stabilization): 25-35 tahun
Stabilisasi adalah tugas perkembangan karier yang keempat. Tugas ini diwakili oleh perilaku menetap dalam bidang pekerjaan dan penggunaan bakat seseorang sedemikian rupa untuk menunjukkan kesesuaian keputusan karier buat sebelumnya. Hal ini bisa diduga bahwa perubahan posisi individu selama periode stabilisasi ada tapi jarang perubahan pekerjaan. Sikap yang diperlukan dan perilaku sangat serupa dengan tugas-tugas pelaksanaan dan stabilisasi.
e. Pengakaran (Consolidation)
Sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.
f. Readiness for Retirement: 55 tahun ke atas
Tahap ini adalah tahap di mana individu memiliki kesiapan untuk pensiun.
Status dan Aplikasi Teori Perkembangan Karier
Pada saat kematiannya pada tahun 1994, Super telah menulis hampir 200 artikel, buku, dan publikasi lainnya. Murid-muridnya dan lain-lain juga telah memberikan puluhan kontribusi terhadap literatur professional yang distimulasi oleh teorinya. Menurut pengakuannya, teori Super tidak dibangun dengan baik karena berbagai segmen tidak mengukuhkan bersama-sama. Ini mungkin adalah alasan bahwa banyak studi penelitian dirangsang fokus pada beberapa konstruksi (misalnya, kematangan karier) yang terdapat dalam teori tetapi bertentangan dengan pengujian asumsi secara langsung.
Salah satu ciri teori Super adalah aplikasi kepedulian untuk konseling tentang masalah pekerjaan dan pribadi. Super beralasan bahwa meskipun konsep diri cenderung menjadi fungsi dari pengaruh genetik pada faktor fisik, seperti struktur kelenjar, dan faktor psikologis, seperti bakat, ia beroperasi dalam kombinasi dengan variabel lingkungan, seperti kondisi sosial dan ekonomi. Dengan demikian, suatu bagian tertentu dari konsep diri terbuka terhadap intervensi luar. Intervensi seperti ini mungkin yang paling efektif dalam membentuk konsep diri selama masa remaja awal, karena konsep tumbuh lebih stabil selama masa remaja dan dewasa. Konselor, dengan demikian, memiliki akses ke anak-anak selama tahun perkembangan terbesar dari konsep diri.
Aplikasi Teori Super dalam Bimbingan Konseling di Sekolah
Bimbingan karier merupakan salah satu layanan bimbingan yang berusaha memberikan bantuan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah penyesuaian diri dan pemecahan masalah karier yang dihadapi. Pada program bimbingan dan konseling komprehensif, bimbingan karier terdapat dalam perencanaan individual yaitu layanan yang diberikan konselor untuk membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri memasuki masyarakat yang lebih kompleks.
Teori Super (1990) memiliki sejumlah aplikasi. Sebagai contoh, telah digunakan sebagai kerangka kerja untuk program perkembangan karier untuk anak-anak dan remaja. Pertumbuhan adalah tahap perkembangan untuk sekolah menengah dan dipecah menjadi rasa ingin tahu, fantasi, minat, dan kapasitas (berfokus pada kemampuan). Tahap eksplorasi dimulai pada sekitar usia 14 dan berlanjut sampai usia 18, pada saat pilihan yang mengkristal. Tahap ini jelas perkiraan, tetapi mereka dapat berguna saat merancang program pengembangan karier.
Teori ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk konseling karier. Tujuan dari proses konseling karier akan menjadi perkembangan kematangan karier, yang dapat dipecah menjadi beberapa komponen yang diukur oleh Inventori Pengembangan Karier (CDI) (Super, Thompson, Jordaan, & Myers, 1984). Ini adalah:
Dilaksanakan bimbingan karir disekolah dasar ialah membantu siswa untuk mengidentifikasi perasaan suka, tidak suka, mengetahui minat, dapat menggambarkan peran diri dalam setiap posisi kehidupan, berpikir positif tentnag diri serta mengembangkan cita-cita yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Bimbingan dan konseling memfasilitasi siswa untuk memahami dan menerima agar siswa memiliki konsep diri yang utuh dalam berhubungan dengan orang lain serta mendapatkan pengalaman dan peluang dalam mengambil keputusan. Selain itu, bimbingan karier juga menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Super
Kelebihan teori ini terletak pada kemampuan individu untuk mewujudkan konsep diri dalam suatu bidang jabatan yang paling diinginkan untuk mengekspresikan diri sendiri dan juga berkaitan dengan pilihan terhadap peran yang dimiliki. Tersedianya kesempatan untuk mengambil keputusan sepanjang hidup.
Sedangkan kelemahannya, adalah seseorang yang tidak mempunyai konsep diri yang positif akan sulit untuk mewujudkan dirinya pada suatu bidang pekerjaan dan bila perkembangan melalui tahap kehidupan tidak mendapat bimbingan dan arahan akan mendapat kesulitan bagi individu mengembangkan konsep diri dan potensi yang dimiliki.
Hasil-Hasil Penelitian
Teori awal berfokus pada apa yang dianggap sebagai perbedaan antara pengembangan karir pria dan wanita. Super (1957) telah lama khawatir tentang pengembangan karir perempuan, teori lain telah lebih terfokus secara khusus pada isu-isu gender dalam pengembangan karir. Gottfredson (1981) telah berurusan dengan efek peran stereotip seks pada pilihan karir, yang dapat terjadi di awal tahun sekolah dasar. Banyak peneliti telah mendokumentasikan dampak dari peran seks stereotip pada pilihan karir pria dan wanita. Wanita dewasa berkaitan dengan pilihan tentang pernikahan dan anak-anak yang menjadikannya masalah karier yang lebih bervariasi dibandingkan laki-laki. Selama masa kerja mereka, wanita mungkin mengalami krisis karier yang lebih sering daripada laki-laki: diskriminasi, gangguan akibat peningkatan anak, dan pelecehan seksual.
Savickas (2001) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa teori Super berguna dalam beragam budaya dan negara. Hampir semua orang memiliki keputusan karier, mengatasi tugas perkembangan dan harapan masyarakat tentang bagaimana mereka harus hidup, dan membangun pola hidup. Teori “white bread” juga berhubungan dengan Teori Super. Sharf (2002) meringkas penelitian tentang kematangan karier dari Afrika Amerika dan menyimpulkan bahwa mereka cenderung lebih rendah dalam kematangan karir daripada orang kulit putih. Namun, merangsang kematangan karir, seperti yang didefinisikan oleh Super, dan membantu konseli mengembangkan dan menerapkan konsep diri tampaknya cocok untuk sebagian besar kelompok. Leong dan Serifica (1995) mempertanyakan penerapan ide-ide Super untuk siswa Amerika-Asia karena mereka lebih cenderung memiliki ketergantungan gaya pengambilan keputusan. Perlu ditambahkan bahwa gaya pengambilan keputusan adalah khas bagi individu.
Okoye (2013) berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa teori Super tidak manjur dalam masyarakat Nigeria. Hasil riset menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap self-esteem pada dunia pekerjaan. Hal tersebut berarti bahwa Teori Super tidak berlaku pada remaja di Nigeria.
Kesimpulan
Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian, serta kemampuan intelektual, dan banyak faktor di luar individu, seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Unsur yang mendasar dalam pandangan Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier, yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja, selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.
DAFTAR RUJUKAN
Brown, D. 2007. Career Information, Career Counseling, and Career Development. 9th Ed. Boston: Pearson Education, Inc.
Crites, J. D., & Savickas, M. L. 1995. Career Maturity Inventory. Odgenburg, NY: Careerware.
Gottfredson, L. S. 1981. Circumscription and Compromise: a Developmental Theory of Occupational Aspirations. Journal of Counseling Psychology, 28: 545-579.
Leong, F. T. L., & Serifica, F. C. 1995. Career Development and Vocational Behavior of Ethnic and racial Minorities. Mahwah, NJ: Erlbaum.
Okoye. 2013. T he Relative Efficacy of Donald Super’s Theory on Adolescents’ Career Choice in Lagos Metropolis.Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy Studies (JETERAPS), 4(1): 34-37.
Osipow, S.H. 1983. Theories Of Career Development. 3rd Ed. New Jersey: Prentice-Hall International Inc.
Savickas, Mark L. 1995. Donald E. Super (1910-1994). Journal American Psychologist, 50 (9): 794-795.
Savisckas, Mark L. 2001. A Developmental Perspective on Vocational Behaviour: Career Patterns, Salience, and Themes.Journal for Educational and Vocational Guidance, 1: 49–57.
Sharf, R. S. 1992. Applying Career Development Theory to Counseling. USA: Brooks/Cole Publisihing Company.
Super, D. S. 1957. The Psychology of Careers. New York: Harper & Row.
Super, D. E., Thompson, A. S., Jordaan, J. P., & Myers, R. 1984. Career Development Inventory. Palo Alto, CA: Consulting Psychologist Press.
Super, D. E., 1990. A Life-span, Life-space Approach to Career Development. San Francisco: Jossey-Bass.
Latar Belakang
Bagi kebanyakan orang, pekerjaan merupakan bagian vital dari keberfungsian secara psikologis. Suatu pekerjaan biasanya memiliki dampak pada kesehatan fisik dan mental serta pada hubungan-hubungan sosial. Sebaliknya masalah-masalah di luar tempat kerja mempengaruhi produktifitas dan kepuasan seseorang dalam pekerjaan. Akibatnya, para terapis dan profesional-frofesional bantuan lainnya sering menemukan bahwa banyak masalah konseli disebabkan oleh kesulitan dalam pengambilan keputusan karier atau dalam mendapatkan pekerjaan. Begitu pula, para spesialis kariernya dihalangi oleh masalah-masalah psikologis. Teori perkembangan karir juga memiliki implikasi terhadap sejumlah isu-isu dalam perkembangan karier.
Selain itu isu-isu penting dalam perkembangan karier adalah ketidak profesional pelaku karier, dalam arti banyak pekerjaan yang digeluti tidak sesuai dengan keahlian dan pengetahuan dalam bidang-bidangnya masing-masing. Contohnya sarjana yang jadi tukang becak, banyak sarjana yang diremehkan kemampuannya dalam pengetahuan dan kertampilan sehingga tidak mampu bekerja dengan optimal. Kemudian, kesalahpahaman yang timbul adalah berpendidikan tinggi tetapi tidak memiliki pekerjaan, seperti banyaknya sarjana yang pengangguran.
Isu-isu penting lainnya seperti anggapan bahwa jika tidak berpendidikan tinggi maka tidak dapat berkarir atau dengan kata lain karier berpatokan pada jenjang pendidikan yang ditempuh seseorang, dan kemajuan dalam dunia kerja sangat tergantung pada pendidikannya. Selain itu juga hal yang bertolak belakang dari anggapan diatas adalah perkerjaan pada saat ini tidak melihat pada pengetahuan dan keahlian seseorang tapi perkerjaan ditentukan oleh oknum tertentu. Penekanannya adalah pada nepotisme, dimana suatu pekerjaan itu lebih dipentingkan orang-orang terdekat untuk memangku suatu jabatan dengan mengesampingkan pengetahuan dan keahlian yang dituntut oleh suatu bidang pekerjaan. Serta banyak pekerjaan yang tidak sesuai dengan kepribadian dan kemampuan yang dimiliki seseorang.
Biografi Donald E. Super
Donald E. Super lahir pada 10 Juli 1910 di Honolulu, Hawai. Ayahnya adalah personil spesialis, ibunya seorang penulis. Ketika ayahnya dipindahkan dari Hawai ke kantor nasional YMCA di New York, Super dan kakaknya bersekolah di sekolah dasar di Upper Montclair, New Jersey. Ketika ia berusia 12 tahun, keluarganya pindah ke Warsawa, Polandia. Selama musim dingin pertama di Polandia, Super kehilangan kakaknya karena penyakit fatal. Semenjak itu, Super mengembangkan a rational intellect dan an iron will yang menjadi mekanisme penanganan utamanya (Savickas, 1995). Ia mengandalkan sifat-sifat ini sambil bersekolah di asrama di Jenewa. Setelah lulus, ia kuliah di Oxford University dan menerima gelar BA dalam sejarah ekonomi.
Pengalamannya di Oxford dan observasinya terhadap karier ayahnya membuat Super lebih peka terhadap pentingnya kerja di kehidupan masyarakat. Super memutuskan untuk mengabdikan hidupnya untuk membantu orang menemukan pekerjaan penyesuaian (Savickas, 1995). Kerja pertama Super adalah sebagai spesialis penempatan kerja di Cleveland YMCA dan secara bersamaan mengajar di Fenn College, yang sekarang disebut Cleveland State University. Setelah dua tahun bekerja, Super menerima bantuan untuk untuk mengembangkan instansi konseling berbasis masyarakat “the Cleveland Guidance Service”. Pada saat itu, ia memutuskan untuk mendaftarkan diri di program doktor dalam bimbingan kejuruan dan psikologi yang diterapkan pada Teachers College, Columbia University. Setelah ia menyelesaikan pengumpulan data disertasinya, Super menjadi asisten profesor psikologi di Clark University. Ia menyelesaikan disertasinya pada tahun 1940. Dua tahun kemudian, ia menerbitkan Dynamics of Vocational Adjustment (Savickas, 1995).
Super memiliki beberapa buku The Psychology of Careers, Appraising Vocational Fitness by Means of Psychological Tests, Career Development: Self Concept Theory, Career Development in Great Britain, Life Roles, Values, and Career: International Findings of the Work Importance Study. The American Psychological Association (APA) memberi Super penghargaan Counseling Psychology Division’s Leona Tyler pada tahun 1980. Super mendapatkan gelar Presiden Kehormatan seumur hidup pada tahun 1983 oleh The International Association for Education and Vocational Guidance. Pada tahun 1990, ia mendapat The Teachers College Medal untuk kontribusi dalam pendidikan (Savickas, 1995).
Teori Perkembangan Karier Donald E. Super
Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang lingkupnya sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang.
Unsur yang mendasar dalam pandangan Donald E. Super adalah konsep diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept). Konsep diri vokasional merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri. Super sering menyatakan bahwa pandangannya adalah “tersegmentasi” dari beberapa dalil teori terkait dan ia berharap munculnya teori terpadu (Brown, 2007). Pada tahun 1953, Super menghasilkan sepuluh (10) dalil. Kemudian tahun 1957, bersama Bachrach dikembangkan menjadi dua belas (12) dan tahun 1990 dikembangkan lagi menjadi empat belas (14) dalil:
- Setiap orang memiliki perbedaan individual dalam kemampuan, kepribadian, kebutuhan, nilai, minat, sifat, dan konsep diri. Berbagai karakteristik pribadi sangat bervariasi dalam setiap individu di antara individu.
- Berdasarkan karakteristik tersebut, setiap individu masing-masing memiliki kecakapan untuk sejumlah pekerjaan. Berbagai karakteristik kepribadian, dan sifat lainnya begitu luas sehingga setiap orang mempunyai kemungkinan untuk berhasil dalam banyak bidang pekerjaan.
- Setiap pekerjaan membutuhkan pola karakteristik kemampuan dan kepribadian yang cukup luas sehingga bagi setiap orang tersedia beragam pekerjaan dan setiap pekerjaan terbuka bagi bermacam-macam orang.
- Pilihan vokasional dan kompetensi, situasi-situasi di mana orang hidup dan bekerja, serta konsep diri akan mengalami perubahan karena waktu dan pengalaman, karena itu membuat pilihan pekerjaan dan penyesuaiannya merupakan suatu proses yang kontinyu.
- Proses perkembangan itu dapat disimpulkan dalam serangkaian tahap-tahap perkembangan kehidupan manusia, yaitu pertumbuhan, eksplorasi, pembentukan, pemeliharaan, dan kemunduran, dan dibagi lagi menjadi: (a) fantasi, fase tentatif, dan realistis dari tahap eksplorasi dan (b) fase uji coba (trial) dan fase stabil (stable) dari tahap pembentukan.
- Pola karier seseorang ditentukan oleh tingkat sosial ekonomi orangtua, kemampuan mental, pendidikan, keterampilan, karakteristik kepribadian (kebutuhan, nilai, kepentingan , sifat, dan konsep diri), dan kematangan karier serta kesempatan yang terbuka bagi dirinya.
- Keberhasilan dalam menghadapi tuntutan lingkungan dan organisme
dalam konteks pada setiap tahap kehidupan karir yang diberikan tergantung pada kesiapan individu untuk mengatasi tuntutan tersebut. - Kematangan karier adalah konstruksi hipotetis.
- Perkembangan orang dalam melewati tahap-tahap dapat dipandu dengan bantuan untuk pematangan kemampuan dan minat dan dengan bantuan untuk melakukan uji realitas (reality-testing) serta untuk mengembangkan konsep diri (self-concept).
- Proses perkembangan karier pada dasarnya adalah pengembangan dan implementasi konsep diri. Konsep diri adalah perpaduan antara kemampuan dasar yang diwariskan, kesempatan untuk memainkan berbagai peranan dirinya, dan evaluasi atau penilaian orang lain terhadap usaha memainkan peranan tersebut.
- Proses kompromi antara faktor individu dan sosial, antara konsep diri dan realitas, adalah permainan peranan dalam berbagai latar dan keadaan (pribadi, kelompok, pergaulan, hubungan kerja).
- Kepuasan kerja dan kepuasan hidup tergantung pada sejauh mana individu dapat menyalurkan kemampuan, nilai, minat, karakter kepribadian, dan konsep dirinya. Selain itu, bergantung usaha pada jenis pekerjaan, situasi kerja, dan cara hidup di mana individu bisa memainkan jenis peran pertumbuhan, dan eksplorasi pengalaman.
- Tingkat kepuasan yang diperoleh dari pekerjaan itu selaras dengan penerapan konsep diri.
Tahapan Perkembangan Karier
Super mengusulkan gagasan bahwa orang berusaha untuk menerapkan konsep dirinya dengan memilih untuk masuk pekerjaan dianggap yang paling mungkin untuk memungkinkan ekspresi diri (Sharf, 1992). Pilihan karier adalah soal mencocokkan (matching). Di dalam irama hidup orang, terjadi perubahan-perubahan dan ini berpengaruh pada usahanya untuk mewujudkan konsep diri itu. Teori perkembangan menerima teori matching (teori konsep diri), tetapi memandang bahwa pilihan kerja itu bukan peristiwa yang sekali terjadi dalam hidup seseorang. Orang dan situasi lingkungannya berkembang, dan keputusan karier itu merupakan rangkaian yang tersusun atas keputusan yang kecil-kecil.
Gambar 1.1 Tahapan perkembangan karier Donald E. Supera. Tahap Pertumbuhan (Growth): 0 – 14 tahun
Adanya pertumbuhan fisik dan psikologis, pada tahap ini individu mulai membentuk sikap dan mekanisme tingkah laku yang kemudian akan menjadi penting dalam konsep dirinya. Bersamaan dengan itu, pengalaman memberikan latar belakang pengetahuan tentang dunia kerja yang akhirnya digunakan dalam pilihan pekerjaan mulai yang tentatif sampai dengan final.
b. Tahap Eksplorasi (Exploratory): 15 – 24 tahun
Dimulai sejak individu menyadari bahwa pekerjaan merupakan suatu aspek dari kehidupan manusia. Pada awal masa ini atau masa fantasi, individu menyatakan pilihan pekerjaan sering kali tidak realistis dan sering erat kaitannya dengan kehidupan permainannya.
c. Tahap Pembentukan (Establishment): 25 – 44 tahun
Berkaitan dengan pengalaman seseorang pada saat mulai bekerja, pada masa ini individu dengan cara mencoba-coba ingin membuktikan apakah pilihan dan keputusan pekerjaan yang dibuat pada masa eksplorasi benar atau tidak. Sebagian masa ini adalah masa try-out. Individu mungkin menerima pekerjaan dengan perasaan pasti bahwa ia akan mengganti pekerjaan jika merasa tidak cocok. Apabila ternyata individu mendapat pengalaman yang positif atau keuntungan dari suatu pekerjaan, pilihannya menjadi mantap, dan dia akan memasukkan pilihan pekerjaan itu sebagai aspek dari konsep dirinya serta kesempatan terbaik untuk mendapatkan kepuasan kerja.
d. Tahap Pemeliharaan (Maintenance): 45 – 64 tahun
Individu berusaha untuk meneruskan atau memelihara situasi pekerjaan. Pekerjaan yang dilakukan dan konsep diri (self-concept) mempunyai hubungan yang erat. Keduanya terjalin oleh proses perubahan dan penyesuaian yang kontinyu. Pada intinya individu berkepentingan untuk melanjutkan aspek-aspek pekerjaan yang memberikan kepuasan, dan merubah atau memperbaiki aspek-aspek pekerjaan yang tidak menyenangkan, tetapi tidak sampai individu itu meninggalkan pekerjaan tersebut untuk berganti dengan pekerjaan yang lain.
e. Tahap Kemunduran (Decline): di atas 65 tahun
Tahap menjelang berhenti bekerja (preretirement). Pada tahap ini perhatian individu dipusatkan pada usaha bagaimana hasil karyanya dapat memenuhi persyaratan out-put atau hasil yang minimal sekalipun. Individu lebih memperhatikan usaha mempertahankan prestasi kerja daripada upaya meningkatkan prestasi kerjanya.
Menurut Super (dalam Osipow, 1983) tugas perkembangan vokasional meliputi:
a. Kristalisasi (Crystallization): 14 – 18 tahun
Kristalisasi dari preferensi vokasional mengharuskan individu untuk merumuskan ide-ide tentang pekerjaan yang sesuai untuk dirinya sendiri. Hal ini juga mensyaratkan perkembangan pekerjaan dan konsep diri yang akan membantu memediasi pilihan vokasional yang bersifat sementara individu dengan cara pengambilan keputusan pendidikan yang relevan. Sementara tugas kristalisasi dapat terjadi pada semua usia, demikian juga semua tugas perkembangan vokasional, biasanya terjadi selama 14-18 tahun.
b. Spesifikasi (Specification): 18-21 tahun
Spesifikasi dari preferensi vokasional. Di sini, individu diharuskan untuk mempersempit arah karier umum menjadi satu tertentu dan mengambil langkah yang diperlukan untuk melaksanakan keputusan tersebut.
c. Pelaksanaan (Implementation): 21-25 tahun
Tugas vokasional ketiga adalah pelaksanaan preferensi vokasional. Tugas ini mengharuskan individu untuk menyelesaikan beberapa pelatihan dan mulai bekerja yang relevan. Yang dibutuhkan sikap dan perilaku untuk panggilan tugas, pengakuan individu akan kebutuhan berguna untuk merencanakan pelaksanaan preferensi dan pelaksanaan rencana ini.
d. Stabilisasi (Stabilization): 25-35 tahun
Stabilisasi adalah tugas perkembangan karier yang keempat. Tugas ini diwakili oleh perilaku menetap dalam bidang pekerjaan dan penggunaan bakat seseorang sedemikian rupa untuk menunjukkan kesesuaian keputusan karier buat sebelumnya. Hal ini bisa diduga bahwa perubahan posisi individu selama periode stabilisasi ada tapi jarang perubahan pekerjaan. Sikap yang diperlukan dan perilaku sangat serupa dengan tugas-tugas pelaksanaan dan stabilisasi.
e. Pengakaran (Consolidation)
Sesudah umur 35 tahun sampai masa pensiun yang bercirikan mencapai status tertentu dan memperoleh senioritas.
f. Readiness for Retirement: 55 tahun ke atas
Tahap ini adalah tahap di mana individu memiliki kesiapan untuk pensiun.
Status dan Aplikasi Teori Perkembangan Karier
Pada saat kematiannya pada tahun 1994, Super telah menulis hampir 200 artikel, buku, dan publikasi lainnya. Murid-muridnya dan lain-lain juga telah memberikan puluhan kontribusi terhadap literatur professional yang distimulasi oleh teorinya. Menurut pengakuannya, teori Super tidak dibangun dengan baik karena berbagai segmen tidak mengukuhkan bersama-sama. Ini mungkin adalah alasan bahwa banyak studi penelitian dirangsang fokus pada beberapa konstruksi (misalnya, kematangan karier) yang terdapat dalam teori tetapi bertentangan dengan pengujian asumsi secara langsung.
Salah satu ciri teori Super adalah aplikasi kepedulian untuk konseling tentang masalah pekerjaan dan pribadi. Super beralasan bahwa meskipun konsep diri cenderung menjadi fungsi dari pengaruh genetik pada faktor fisik, seperti struktur kelenjar, dan faktor psikologis, seperti bakat, ia beroperasi dalam kombinasi dengan variabel lingkungan, seperti kondisi sosial dan ekonomi. Dengan demikian, suatu bagian tertentu dari konsep diri terbuka terhadap intervensi luar. Intervensi seperti ini mungkin yang paling efektif dalam membentuk konsep diri selama masa remaja awal, karena konsep tumbuh lebih stabil selama masa remaja dan dewasa. Konselor, dengan demikian, memiliki akses ke anak-anak selama tahun perkembangan terbesar dari konsep diri.
Aplikasi Teori Super dalam Bimbingan Konseling di Sekolah
Bimbingan karier merupakan salah satu layanan bimbingan yang berusaha memberikan bantuan kepada peserta didik untuk memecahkan masalah penyesuaian diri dan pemecahan masalah karier yang dihadapi. Pada program bimbingan dan konseling komprehensif, bimbingan karier terdapat dalam perencanaan individual yaitu layanan yang diberikan konselor untuk membantu peserta didik dalam mempersiapkan diri memasuki masyarakat yang lebih kompleks.
Teori Super (1990) memiliki sejumlah aplikasi. Sebagai contoh, telah digunakan sebagai kerangka kerja untuk program perkembangan karier untuk anak-anak dan remaja. Pertumbuhan adalah tahap perkembangan untuk sekolah menengah dan dipecah menjadi rasa ingin tahu, fantasi, minat, dan kapasitas (berfokus pada kemampuan). Tahap eksplorasi dimulai pada sekitar usia 14 dan berlanjut sampai usia 18, pada saat pilihan yang mengkristal. Tahap ini jelas perkiraan, tetapi mereka dapat berguna saat merancang program pengembangan karier.
Teori ini juga dapat digunakan sebagai dasar untuk konseling karier. Tujuan dari proses konseling karier akan menjadi perkembangan kematangan karier, yang dapat dipecah menjadi beberapa komponen yang diukur oleh Inventori Pengembangan Karier (CDI) (Super, Thompson, Jordaan, & Myers, 1984). Ini adalah:
- Perencanaan karier (CP). Kematangan karier individu secara aktif terlibat dalam proses, perencanaan dan menganggap diri mereka menjadi begitu terlibat. Skala perencanaan karier adalah skala yang efektif yang mengungkapkan bagaimana orang menganggap diri mereka dalam kaitannya dengan proses perencanaan.
- Eksplorasi karier (CE). Kematangan individu berhubungan dengan kesediaan klien untuk terlibat dalam karier eksplorasi, yaitu kesediaan mereka untuk menggunakan bahan. Skala ini dikombinasikan dengan skala CP untuk menghasilkan sikap pengembangan karier (CDA) skala.
- Pengambilan keputusan (DM). Kematangan karier individu mengetahui bagaimana membuat keputusan dan memiliki keyakinan pada kemampuan untuk melakukannya.
- Informasi dunia kerja (WWI). Komponen yang paling jelas dari skala ini melibatkan informasi yang akurat memiliki tentang pekerjaan. Super percaya bahwa para pengambil keputusan harus memiliki beberapa pengetahuan tentang waktu, perkembangan berbicara, di mana orang harus memperoleh informasi penting tentang pekerjaan.
- Pengetahuan tentang pekerjaan yang disukai (PO). Setelah, CDI, 20 orang memilih pekerjaan dan menjawab pertanyaan tentang pekerjaan dan kualifikasi yang diperlukan untuk memasukkan pekerjaan tertentu.
- Orientasi karier (COT). COT adalah skor total pada CDI, dengan pengecualian dari PO. Dalam arti ini dapat dianggap sebagai ukuran global kematangan karier.
- CP. Bagaimana Anda menilai kemampuan Anda untuk membuat rencana masa depan pada skala 1 sampai 10? Seberapa jauh sepanjang Anda dalam perencanaan karir Anda?
- CP. Apakah Anda tinggal di masa lalu, fokus pada masa sekarang, atau rencana untuk masa depan? Mengapa Anda menilai diri Anda seperti yang Anda lakukan?
- CE. Perkirakan berapa kali Anda telah mencari informasi tentang karier dari 1) berbicara dengan orang, 2) membaca informasi pekerjaan, 3) sumber-sumber online tentang informasi tentang pekerjaan, atau 4) konsultasi sumber informasi lain tentang pekerjaan.
- PO. Berapa banyak informasi yang Anda miliki tentang pilihan pekerjaan Anda saat ini? Apa karakteristik yang dibutuhkan oleh para pekerja yang sukses dalam pekerjaan tersebut dan bagaimana hal tersebut cocok dengan karakteristik Anda sendiri?
- DM. Beri Anda kemampuan untuk membuat pilihan yang bijaksana kerja pada skala 1 sampai 10. Jelaskan proses Anda mengikuti saat terakhir Anda membuat keputusan besar.
Dilaksanakan bimbingan karir disekolah dasar ialah membantu siswa untuk mengidentifikasi perasaan suka, tidak suka, mengetahui minat, dapat menggambarkan peran diri dalam setiap posisi kehidupan, berpikir positif tentnag diri serta mengembangkan cita-cita yang ingin dicapai pada masa yang akan datang. Bimbingan dan konseling memfasilitasi siswa untuk memahami dan menerima agar siswa memiliki konsep diri yang utuh dalam berhubungan dengan orang lain serta mendapatkan pengalaman dan peluang dalam mengambil keputusan. Selain itu, bimbingan karier juga menciptakan lingkungan belajar yang efektif bagi siswa.
Kelebihan dan Kelemahan Teori Super
Kelebihan teori ini terletak pada kemampuan individu untuk mewujudkan konsep diri dalam suatu bidang jabatan yang paling diinginkan untuk mengekspresikan diri sendiri dan juga berkaitan dengan pilihan terhadap peran yang dimiliki. Tersedianya kesempatan untuk mengambil keputusan sepanjang hidup.
Sedangkan kelemahannya, adalah seseorang yang tidak mempunyai konsep diri yang positif akan sulit untuk mewujudkan dirinya pada suatu bidang pekerjaan dan bila perkembangan melalui tahap kehidupan tidak mendapat bimbingan dan arahan akan mendapat kesulitan bagi individu mengembangkan konsep diri dan potensi yang dimiliki.
Hasil-Hasil Penelitian
Teori awal berfokus pada apa yang dianggap sebagai perbedaan antara pengembangan karir pria dan wanita. Super (1957) telah lama khawatir tentang pengembangan karir perempuan, teori lain telah lebih terfokus secara khusus pada isu-isu gender dalam pengembangan karir. Gottfredson (1981) telah berurusan dengan efek peran stereotip seks pada pilihan karir, yang dapat terjadi di awal tahun sekolah dasar. Banyak peneliti telah mendokumentasikan dampak dari peran seks stereotip pada pilihan karir pria dan wanita. Wanita dewasa berkaitan dengan pilihan tentang pernikahan dan anak-anak yang menjadikannya masalah karier yang lebih bervariasi dibandingkan laki-laki. Selama masa kerja mereka, wanita mungkin mengalami krisis karier yang lebih sering daripada laki-laki: diskriminasi, gangguan akibat peningkatan anak, dan pelecehan seksual.
Savickas (2001) dalam hasil penelitiannya menyatakan bahwa teori Super berguna dalam beragam budaya dan negara. Hampir semua orang memiliki keputusan karier, mengatasi tugas perkembangan dan harapan masyarakat tentang bagaimana mereka harus hidup, dan membangun pola hidup. Teori “white bread” juga berhubungan dengan Teori Super. Sharf (2002) meringkas penelitian tentang kematangan karier dari Afrika Amerika dan menyimpulkan bahwa mereka cenderung lebih rendah dalam kematangan karir daripada orang kulit putih. Namun, merangsang kematangan karir, seperti yang didefinisikan oleh Super, dan membantu konseli mengembangkan dan menerapkan konsep diri tampaknya cocok untuk sebagian besar kelompok. Leong dan Serifica (1995) mempertanyakan penerapan ide-ide Super untuk siswa Amerika-Asia karena mereka lebih cenderung memiliki ketergantungan gaya pengambilan keputusan. Perlu ditambahkan bahwa gaya pengambilan keputusan adalah khas bagi individu.
Okoye (2013) berdasarkan hasil penelitiannya menyatakan bahwa teori Super tidak manjur dalam masyarakat Nigeria. Hasil riset menemukan bahwa tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap self-esteem pada dunia pekerjaan. Hal tersebut berarti bahwa Teori Super tidak berlaku pada remaja di Nigeria.
Kesimpulan
Super mencanangkan suatu pandangan tentang perkembangan karier yang berlingkup sangat luas, karena perkembangan jabatan itu dipandang sebagai suatu proses yang mencakup banyak faktor. Faktor tersebut untuk sebagian terdapat pada individu sendiri dan untuk sebagian terdapat dalam lingkungan hidupnya yang semuanya berinteraksi satu sama lain dan bersama-sama membentuk proses perkembangan karier seseorang. Pilihan jabatan merupakan suatu perpaduan dari aneka faktor pada individu sendiri seperti kebutuhan, sifat-sifat kepribadian, serta kemampuan intelektual, dan banyak faktor di luar individu, seperti taraf kehidupan sosial-ekonomi keluarga, variasi tuntutan lingkungan kebudayaan, dan kesempatan/kelonggaran yang muncul. Titik berat dari hal-hal tersebut diatas terletak pada faktor-faktor pada individu sendiri. Unsur yang mendasar dalam pandangan Super adalah konsep diri atau gambaran diri sehubungan dengan pekerjaan yang akan dilakukan dan jabatan yang akan dipegang (vocational self-concept) yang merupakan sebagian dari keseluruhan gambaran tentang diri sendiri.
Pandangan Super mengandung beberapa implikasi bagi pendidikan karier dan konseling karier yang sangat relevan. Konsepsi Super tentang gambaran diri dan kematangan vokasional menjadi pegangan bagi seorang tenaga kependidikan bila merancang program pendidikan karier dan bimbingan karier, yang membawa orang muda ke pemahaman diri dan pengolahan informasi tentang dunia kerja, selaras dengan tahap perkembangan karier tertentu.
DAFTAR RUJUKAN
Brown, D. 2007. Career Information, Career Counseling, and Career Development. 9th Ed. Boston: Pearson Education, Inc.
Crites, J. D., & Savickas, M. L. 1995. Career Maturity Inventory. Odgenburg, NY: Careerware.
Gottfredson, L. S. 1981. Circumscription and Compromise: a Developmental Theory of Occupational Aspirations. Journal of Counseling Psychology, 28: 545-579.
Leong, F. T. L., & Serifica, F. C. 1995. Career Development and Vocational Behavior of Ethnic and racial Minorities. Mahwah, NJ: Erlbaum.
Okoye. 2013. T he Relative Efficacy of Donald Super’s Theory on Adolescents’ Career Choice in Lagos Metropolis.Journal of Emerging Trends in Educational Research and Policy Studies (JETERAPS), 4(1): 34-37.
Osipow, S.H. 1983. Theories Of Career Development. 3rd Ed. New Jersey: Prentice-Hall International Inc.
Savickas, Mark L. 1995. Donald E. Super (1910-1994). Journal American Psychologist, 50 (9): 794-795.
Savisckas, Mark L. 2001. A Developmental Perspective on Vocational Behaviour: Career Patterns, Salience, and Themes.Journal for Educational and Vocational Guidance, 1: 49–57.
Sharf, R. S. 1992. Applying Career Development Theory to Counseling. USA: Brooks/Cole Publisihing Company.
Super, D. S. 1957. The Psychology of Careers. New York: Harper & Row.
Super, D. E., Thompson, A. S., Jordaan, J. P., & Myers, R. 1984. Career Development Inventory. Palo Alto, CA: Consulting Psychologist Press.
Super, D. E., 1990. A Life-span, Life-space Approach to Career Development. San Francisco: Jossey-Bass.
Vee Casino Site | ①VIP ①VIP ①️ Casino | | ᐉVIP ①️ Online
ReplyDeleteOnline casino Vee Casino - Best Online Casino 2021 | 바카라 Casino Slots | 카지노사이트 Exclusive Bonuses | VIPs | 바카라 사이트 New Player Bonuses | Latest Games | Instant Play.