Senin dini hari, 3
Maret 2015 menjadi awal baru dalam kepengurusan lembaga HIMA PPB FIP UNM. Ya,
Musyawarah Jurusan telah usai dengan terpilihnya ketua baru pada masing-masing
struktur yang telah dibentuk. Pesta demokrasi terbesar mahasiswa PPB telah
dilaksanakan dengan melahirkan banyak cerita, dinamika dan pharase yang berkembang dalam forum. Argumentasi, rasionalisasi,
dan cocoklogi beradu dalam rangka
mempertahankan pendapat.
Hal yang buat kami
takjub akan prosesi ini adalah jumlah peserta yang luar biasa. Sejarah pun
tercipta dengan membludaknya peserta dalam mengikuti agenda kegiatan acara.
Sepanjang sejarah MUSJUR PPB, baru kali ini jumlahnya berada pada digit angka
200an hingga akhir acara. Angka yang fantatis dan membuat panitia kalang kabut
dalam mengurusnya.
Sejatinya, dengan
jumlah peserta yang banyak menunjukkan bahwa tingkat partisipasi dalam
berlembaga sangatlah tinggi. Namun, hipotesa tersebut belum dapat dijadikan
sebagai acuan utama dalam menentukan kesuksesan roda lembaga nantinya serta
loyalitas berlembaga. Masih banyak variabel lain yang mestinya digunakan dalam
mengukur tingkat keberhasilannya. Yah, semoga saja individu yang mengikuti
kegiatan acara bukan hanya datang untuk mendukung pihak tertentu namun
semata-mata karena kesadaran yang muncul dari dalam lubuk sanubari.
Setiap tahun, pola
substansi yang sama dengan susunan kalimat dan paragraf yang berbeda
dimunculkan dalam argumentasi yang berfungsi sebagai legitimasi pembenaran.
Pada akhirnya, serangkaian pembenaran argumentatif dengan berbagai persyaratan
dari "kitab undang-undang" yang menjadi rujukan malah melenceng dari
esensi yang diharapkan. Pemilihan landasan teori dipertahankan melalui
mekanisme oral secara turun temurun sehingga membuat pola pikir
"penyambung lidah" terkonstruk pada pengetahuan yang itu-itu saja.
Tidak ada pola dinamis yang berkembang. Hampir semuanya stagnan dengan pola
yang ada. Bahkan yang lebih mengiris lagi dari subjektivitas penulis adalah
adanya gradasi keilmuan dari pola berdinamika dalam kehidupan berlembaga.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah siapa yang bertanggung jawab atas
fenomena-fenomena seperti itu. Sebuah pertanyaan yang belum dijawab sampai
sekarang.
Well, terlepas dari segala bentuk penilaian evaluatif MUSJUR 2015, tersemat
pengharapan tinggi kepada pengurus yang baru dalam memenuhi ekspektasi tujuan
lembaga. Visi dan misi serta aturan kelembagaan yang diikrarkan dan disepakati
selayaknya menjadi acuan menjalankan roda organisasi. Berkarya dan merangkul
semua golongan adalah janji suci yang terucap pada altar tertinggi Jurusan PPB.
Tak ada tendensi dan manipulatif "kontrak" yang bermain. Semuanya
murni dari Etika, Logika dan Cinta.
Sebagai penutup,
mari bersama tetap mendukung dan mengawasi kinerja-kinerja dari lembaga sentral
HIMA PPB agar tetap berjalan dengan baik dan melakanakan tugas sesuai dengan
yang telah diamanahkan oleh keluarga besar mahasiswa PPB. Hilangkan sekat dan
robohkan dinding pemisah yang menjulang tinggi agar terciptanya kesetaraan dan
rasa kepemilikan bersama antar mahasiswa PPB. Selamat berkarya, ukir sejarah
kalian sendiri !!!
No comments:
Post a Comment